TUGAS
BUDIDAYA
PADA TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DENGAN CARA ORGANIK, ANORGANIK DAN METODE HIDROPONIK
Disusun
untuk memenuhi salahsatu tugas Pertanian Organik

Disusun Oleh :
·
Revi Razip B. (2403313102)
·
Atang (2403313029)
·
Nugi Nugraha (2403313092)
·
Yayan Rohyana (2403313121)
·
Fahmi F. (2403313111)
·
Dhani Wardani (2403313039)
·
Erlin Karlina (2403313044)
·
Yusi Rabbani (2403314155)
UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2015
KATA PENGANTAR
Puji terimakasih
kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan kepada kita
kenikmatan-kenikmatan-Nya yang maha Agung, terutama kenikmatan iman dan Islam
serta kenikmatan hidup menjalani waktu sehingga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga , para sahabat, dan kita sebagai generasi penerusnya
hingga akhir zaman.
Ucapan
syukur Alhamdulillah saya panjatkan
ketika tugas makalah dalam mata kuliah Pertanian Organik selesai
ditulis.
Oleh karena itu,
penulis merasa harus berterimakasih kepada orang-orang yang terlibatkan dalam
penulisan laporan ini.
Garut,
April 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tomat adalah
tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonornis penting, karena sangat digem ari
dan mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Buah tornat merupakan kornoditas
yang multiguna, herfungsi sebagai sayuran, burnbu masak, buah meja, penambah
nafsu makan, minuman, Kahan pewarna makanan, sampai kepada Kahan kosmetik dan
obat-obatan. Di Indonesia tanaman tornat banyak diusahakan baik di dataran
tinggi maupun dataran rendah, sehagai tan arnan pekarangan ataupun tujuan
kornersil. Menurut data BPS (1996) lugs panes tomat di Indonesia mencapai +
50.000 ha, seluas + 16.000 ha terdapat di Pulau Jawa dengan penyebarannya 60%
di dataran tinggi dan 40% di dataran rendah. Penyakit busuk daun (Phimpthora
ihfestans) merupakan kendala utarna di dataran tinggi. Jamur ini menyerang
daun, hatang dan buah; hiasanya tumhuh haik pada musim hujan dan dapat
mengakihatkan kerugian sampai 1 00%. Penyakit hakteri layu (Ralstonia
solanacearum) menyerang tanaman muda
sampai dewasa terutama di dataran rendah. Penyakit ini dapat menurunkan
produksi sampai 75%.
Dari data-data yang
diperoleh teniyata hasil rata-rata pertanaman tomat di dataran rendah um umnya
sangat rendah yaitu ± 6,0 t/ha, sedangkan di dataran tinggi dapat mencapai 26,6
tllia. Hal ini dapat dicapai karena dominasi penanaman tornat yang
intensif dan komersi al terdapat di dataran tinggi hampir 90% menggunakan henih
hibrida (F1), Kenyataan potensi hasil dad penelitian yang di laksanakan oleh
Dalai Penelitian Tallman Sayuran (Balitsa) dapat mencapai >60 t/ha,
Rendahnya produksi di dataran rendah antara lain disebabkan oleh terhatasnya
ketersediaan varietas unggul di tingkat petani, sehingga masih banyak petani
tornat menanam varietas lokal dengan mutu henill yang rendah, disamping kultur
teknis (cara penanaman dan pemeliharaan) yang kurang optimal juga serangan hama
dan Penyakit merupakan kendala utama yang dapat menurunkan hasil, Meski
bagaimanapun
varietas tomat unggul akan terus menerus diperlukan untuk memenuhi herhagai
keragainan agroekologi yang cuk up I uas. Benihnya dalam jumlah besar
dibutulikan di seluruli negara,
Dengan semakin I
uasnya areal pertanarnan tomat yang disertai dengan pernbudidayaan yang di I
ak-i; an ak an secara terus menerus di dataran tinggi, maka akan terjadi erosi
tanah yang berlangsung secara perlahan-lahan, Untuk menghindari hal ini Para
petani berusaha utuk rnengalilikan pertanaman tornat ke dataran rendah. Dengan
demikian perakitan varietal tomat hi bri da (F1) dirasakan sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan petani tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membudidayakan tomat?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui cara
pembudidayaan tomat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah
Tomat (Solanum lycopersicum syn.
Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan
asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan
siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan
keluarga dekat dari kentang.
Kata tomat berasal dari bahasa
Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat
berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika,
terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman
tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar
kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol.
Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian,
tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun
subtropik.
Tomat adalah komoditas hortikultura
yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal
ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta
hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca
dan iklim, serta teknis budidaya petaniPT. Natural Nusantara berupaya membantu
petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap
memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi
di era perdagangan bebas.
Tomat merupakan satu dari sayuran
yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat
merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20 -27°C,
pembentukan buah terhambat pada temperatur >30°C atau < 10°C. Tomat baik
ditanam pada tanah yang berdrainase baik, dengan pH optimum 6.0 -7.0. Tomat
dapat ditanam sebagai rotasi pada lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan
yang sebelumnya ditanami tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung,
cabai, tomat dan yang lainnya untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe
tomat yang dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah
dengan variasi dalam bentuk, ukuran dan warna); chery-buah kecil; dan prosesing
buah dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat,
sesuai untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat
diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan
batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminate atau indeterminat
(tinggi) tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat,
memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada waktu
harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus
dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang
ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan
dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budidaya.
Secara umum ada 6 jenis tomat yaitu:
Secara umum, di kenal ada 6 jenis
buah tomat, yaitu:
1. Tomat Plum
Tomat
plum adalah sebutan untuk buah tomat yang bentuknya seperti buah plum. yaitu
berbentuk bulat lonjong, berdaging tebal, mengandung banyak air dan berkulit
tipis. Tomat plum mempunyai rasa yang agak masam. Di beberapa tempat di kenal
dengan sebutan rampai. Tomat plum umumnya digunakan dalam berbagai masakan yang
membutuhkan rasa segar seperti sambal terasi, tumis, sup, serta di buat
minuman seperti jus tomat atau rujak tomat.
2. Tomat Anggur
Tomat
Anggur mempunyai bentuk serupa dengan buah anggur. Baik dalam hal bentuk
ataupun untaiannya. Tomat anggur merupakan jenis tomat yang paling kecil
diantara lainnya. Tomat anggur mempunyai bentuk yang bulat, berasa manis,
dengan daging yang tidak tebal dan kadar air yang tidak terlalu banyak. Karena
bentuknya yang seperti anggur dan rasanya yang manis, tomat ini sering di
konsumsi begitu saja atau di gunakan sebagai salah satu bahan dalam salad buah.
Tomat anggur juga jarang sekali dijumpai di Indonesia karena orang Indonesia
memang jarang mengkonsumsi buah tomat secara negitu saja tanpa di masak
terlebih dahulu.
3. Tomat Ceri
Tomat
cerry ini hampir mirip dengan tomat plum. Namun mempunyai rasa yang lebih
manis. Tomat ceri ini bentuknya kecil agak lonjong, berasa manis dan
mengandung banyak air. Ketika masih muda tomat ceri berwarna hijau pucat dan
ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Karena memiliki
bentuk yang cantik, seperti halnya tomat anggur, tomat ceri juga biasanya
digunakan sebagai pelengkap salad, garnising atau dimakan dalam keadaan segar.
4. Tomat Pear
Tomat
pear ini memang mempunyai bentu yang sangat mirip dengan buah pear hanya saja
ukurannya jauh lebih kecil. Tomat pear berasa manis dan memiliki warna beraneka
ragam, yaitu merah, orange dan kuning. Meski bentuknya unik dan cantik, tapi
tomat ini tidak populer di Indonesia. Kalaupun ada hanya di jadikan sebagai
tanaman hias. tomat pear biasanya di konsumsi sebagai pelengkap salad atau
penghias makanan.
5. Tomat Beef/Beefsteak
Tomat
beef ini memiliki bentuk yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis
lainnya. Selain bentuknya besar, daging buahnya juga tebal, bijinya tidak
terlalu banyak dan kadar airnya sangat sedikit. Sehingga jika di iris tidak
menjadi basah dan berair. Rasa tomat beef ini agak sedikit masam, dan sangat
cocok di gunakan sebagai sayuran dan garnising pada sandwich atapun
hamburger. Namun terkadang, tomat jenis ini juga di tambahkan dalam
berbagai jenis sup, tumis, atau jenis masakan lainnya.
6. Tomat Hijau
Tomat
hijau adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tomat yang belum masak dan
warnanya masih hijau. Tomat hijau dipanen saat masih mentah sehingga masih
berwarna hijau, dengan rasa yang sedikit masam, dan kadar air yang masih
sedikit. Tomat hijau biasanya di gunakan untuk memasak sambel cabe
hijau, dan untuk menumis masakan yang membutuhkan sedikit rasa
asam yang segar.
II. Sentra Penanaman
Sentra penanaman tomat di dunia adalah di Jepang,
China, Taiwan, sedangkan di Indonesia adalah daerah Malang. Jenis Tanaman tomat
termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan.
|
Klasifikasi
tanaman tomat adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae (tidak termasuk) Eudicots Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : S. lycopersicum
Nama
binomial
Solanum lycopersicum
Sinonim
Lycopersicon lycopersicum Lycopersicon esculentum |
Dari sekian banyak varietas tomat
yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian,
precious 206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah
dilakukan di lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.
III.
Varietas
Varietas yang banyak beredar dan dibudidayakan di Indonesia adalah : Ratna,
Intan, Arthaloka, Bonanza, Mahkota, dll.
VARIETAS
UNGGUL TOMAT
|
VARIETAS
|
KEUNGGULAN
|
|
Lovely Red
|
Varietas ini berasal dari Taiwan; tinggi, tahan
terhadap cuaca panas, tumbuh kuat, senantiasa tumbuh ( tidak berhenti ),
cepet berbuah ( produksi ), tahan terhadap penyakit daun, rata-rata 1 tanaman
bisa menghasilkan 7 Kg / tanaman, besarbuah sedang sekitar 45 g/ buah; bentuk
buah lonjong berwarna merah jika matang rasa manis dan aromanya enak
|
|
Golden
Peari
|
Varietas ini berasal dari Taiwan, pertumbuhan akan
tumbuh terus, produksi > 200 buah / tanaman, bentuk buah bulat, ukuran
buah kecil ( 8-10 gram / buah ), gading buah berwarna jingga dengan rasa
enak, kadar gula sebesar 8,5 %, tahan terhadap pengangkutan dan tergolong
cherry.
|
|
Season Red
|
Varietas ini berasal dari Taiwan, mudah tumbuh,
tahan terhadap cuaca panas, tahan terhadap penyakit embun tepung dan layu
bakteri, jumlah buah sekita 300 buah / tanaman, bentuk buah kecil ( 25 grm /
buah ) buah berwarna merah, kadar gula 6 %, tahan pengangktan dan tergolong
cherry.
|
|
Ratna
|
Varietas ini berasal dari Filipina, berumur genjah,
pertumbuhan terhenti, tahan terhadap penyakit layu bakteri, tapi peka
terhadap busuk daun, bentuk buah bulat apel, rata-rata berat buah 40 grm /
buah, warna buah merah, permukaan halus dan sedikit bergelombang, cocok di
tanam di daerah dengan ketinggian medium hingga rendah, produksivitas tinggi
dan mudah dibudidayakan.
|
|
Fortune
|
Berasal dari Taiwan, tumbuh cepat, subur dan kuat;
tahan penyakit layu Fusarium dan vertikulum, trata-rata produksi 5 kg/
tanaman, ukuran buah sedang ( 50 gr/ buah ), daging buah tebal.
|
|
Farmer 301
|
Berasal dari Taiwan; pertumbuhan tidak berhenti,
tahan terhadap penyakit dan hama nematoda; bentuk buah bulat, berat buah 180
grm / buah, daging buah padat.
|
|
New Wonder
no 4
|
Berasal dari taiwan; daya adaptasi tinggi; tahan
terhadap virus- layu fusarium-bercak daun dan busuk buah; berukuran besar
dengan berat buah 200 grm/ buah, bentuk buah bulat, tidak mudah retak; tahan
terhadap penyimpanan dan pengangkutan.
|
|
Moneymarket
|
Berasal dari Belanda;tahan penyakit layu bakteri dan
hama nematoda; berat buah sedang ( 50 gram/buah)buah yang masak berwarna
jingga
|
|
Kada
|
Berasal dari Amerika; tahan terhadap penyakit busuk
ujung buah- tahan terhadap Fusarium- dan penyakit bercak kering , bentuk buah
bulat oval seperti telur, berat rata rata buah 90 - 100 grm/ buah; daging
buah tebal, rasanya manis agak masam.
|
IV. Syarat
Pertumbuhan
a. Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan
ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat
irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat
persarian. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang
penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi
akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi.
Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila
pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki
adalah 0,25 mj/m2 per jam.
Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam
hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater
(pemanas) untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara
panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel
warna putih.
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan
merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2
menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi,
kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu
tanaman.
b.Media Tanam
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah,
mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu
akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air
tidak boleh tergenang.
Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
c.Ketinggian Tempat
Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
c.Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian
tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung
varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya
varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang
sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna,
varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman
tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain
varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.
V. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi,
sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.
1. Aneka Varietas
Tomat
Beberapa dasar yang dipakai untuk membedakan varietas
tomat di antaranya adalah bentuk, tandan, ketebalan daging, dan kandungan
airnya. Berdasarkan bentuk atau penampilannya, buah tomat digolongkan sebagai
berikut:
1. Tomat
Biasa (Lycopersicum commune)
Bentuk
buahnya bulat pipih, lunak, tidak beraturan, dan sedikit beralur di dekat
tangkainya.
2. Tomat
Apel (Lycopersicum pyriforme)
Bentuk buah
bulat, kompak, sedikit keras menyerupai buah apel.
3. Tomat
Kentang (Lycopersicum grandifolium)
Buah
berbentuk bulat, besar, kompak, dengan ukuran lebih kecil dari tomat apel.
4. Tomat
Keriting (Lycopersicum validum)
Buah
berbentuk agak lonjong, keras. Daunnya rimbun keriting dan berwarna hijau
kelam.
Varietas Tomat Unggul
Varietas Umur
Panen Hasil Rekomendasi Produsen
(HST) (Ton/Ha) (Dataran)
Warani F1 70—80 50—75 Tinggi Cap Panah Merah
Montera F1 100 70—85 Menengah—Tinggi Cap Panah Merah
Marta F1 80 60—80 Tinggi Cap Panah Merah
Sakura F1 85 60—80 Menengah—Tinggi Cap Panah Merah
Safira F1 70—80 70—80 Tinggi Cap Panah Merah
Arthaloka F1 105—108 60—80 Tinggi Cap Panah Merah
Lentana F1 60—70 70—80 Rendah—Menengah Cap Panah Merah
Monica F1 70—80 60—80 Rendah Cap Panah Merah
Regina F1 79—85 60—80 Rendah Cap Panah Merah
Permata F1 70—80 50—70 Rendah Cap Panah Merah
Ratna EWS 68—70 50—70 Rendah Cap Panah Merah
Donna F1 + 60 4—5
kg/tan. Tinggi Cap Kapal
Terbang
Geulis F1 + 70 4,5—5,5
kg/tan. Tinggi Cap Kapal Terbang
Bravo F1 + 70 5—6
kg/tan. Rendah Cap Kapal
Terbang
Glory F1 + 60 3—5
kg/tan. Rendah—Tinggi Cap Kapal Terbang
Fluto F1 + 55 3—3,5
kg/tan. Rendah—Tinggi Cap Kapal Terbang
Idola 819 F1 + 70 5—6
kg/tan. Menengah—Tinggi Cap Kapal Terbang
Spirit F1 + 70 3—3,5 kg/tan. Rendah—Tinggi
Cap Kapal Terbang
Cosmonot F1 + 85 3—3,5
kg/tan. Menengah—Tinggi Cap Kapal Terbang
Koloni 1054 F1 + 85 3—3,2
kg/tan. Tinggi Cap Kapal Terbang
Gress 1666 F1 + 89 3,5—4
kg/tan. Menengah—Tinggi Cap Kapal Terbang
HST = hari setelah tanam
Sumber: PT East West Seed Indonesia, PT Tanindo Subur Prim
BAB III
PEMBAHASAN
Budidaya
Tomat
·
Memilih
benih tomat
Untuk memilih jenis tomat yang akan
ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Pilihlah
varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Kemudian menyeleksi
buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).
Langkahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih.
Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil
bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu
rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali
lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau
keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang
kering dan steril.
·
Penyemaian
benih
Sebelum ditanam secara luas, benih
tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup
kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan
penanaman masal. Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag.
Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun
persemaianpolybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda
memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan
bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.
Tips untuk persemaian bedengan, buat
larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan
kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai
bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan
dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua
cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk
melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar
yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.
Tips untuk persemaian polybag/pot, setelah media
persemaian dibuat lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji
tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara
memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu
masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam
lubang tanam.
·
Pengolahan
tanah
Tomat tumbuh baik pada tingkat
keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan
dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga
untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH
tanah masing-masing. Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk
bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur
lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah
kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar
berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas
bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP
secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan
ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40
ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa
plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau.
Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan
gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali
tanah selama satu minggu sebelum ditanami.
·
Penanaman bibit tomat
Pertama-tama buat lubang tanam pada
mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang
tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu
lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm. Setelah itu masukkan
bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybagatau pot,
lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut
akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang
ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah
bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.
·
Pemeliharaan
dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan
perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan
penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko
kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan
penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.
a.
Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti
tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman
dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak
sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.
b.
Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat
biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup
mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma
yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena
tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga
mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.
c.
Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat
dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus
segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan
dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan
pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa
dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan
buah sekitar 5-7 buah.
d.
Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik,
semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat
tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan
setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih
dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat,
konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita bisa
menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan
dosis satu gengam tangan per tanaman.
Untuk budidaya tomat non-organik,
pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1
sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali
urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu
tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per
tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman
karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.
e.
Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak
membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya
tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan
menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa
menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan. Kekeringan yang
panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan
dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi
penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak
menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa
dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.
f.
Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir
bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat
dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20
cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan
dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk
memperkokoh posisi lenjeran.
Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah
luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya
belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar
yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang
penyakit.
Pemasangan lenjeran dilakukan
setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali
plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang
tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya
jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu,
setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali
plastik pada lenjeran.
·
Pengendalian
hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit
yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips,
lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit
kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya
menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida.
Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para
petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila
tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan
pestisida yang alami.
Hama dan penyakit pada budidaya
tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena
manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama
dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan
dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek
lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus
menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif
berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan
penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu
(PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun
variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul
atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang,
rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama
dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.
·
Pemanenan
budidaya tomat
Budidaya tomat baru bisa dipanen
60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen
berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan
pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen
apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi
daun menguning dan bagian batang mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di
pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan
fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga
buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3
hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai
15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah
tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.
Budidaya Secara Hidroponik
Hidroponik
berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos
artinya "mengerjakan". Menurut
literatur pengertian hidroponik
adalah suatu teknik/metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Media-media
tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu
karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa. Elemen dasar yang dibutuhkan
tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan makanan dan air yang
terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti dapat disimpulkan bahwa suatu
tanaman dapat tumbuh tanpa tanah, asalkan diberikan cukup air dan garam-garam
mineral.
Berdasarkan
media tanam yang digunakan, maka hidroponik dapat dilakukan dengan 6 metode,
yakni:
1. metode kultur air, yaitu metode yang
menggunakan air sebagai media tanam. Air sebagai media tanam diisikan dalam
wadah seperti stoples atau tabung kaca atau wadah lain.
2. Metode kultur pasir, merupakan
metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan. Pasir yang digunakan
sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih 30 tahun lalu, pasir merupakan pilihan
medium yang banyak dipakai dalam tata cara hidroponik. Selain sifatnya steril
(bukan steril seratus persen), juga dapat mempertahankan kelembaban lebih lama
dibandingkan dengan medium lain dan dapat digunakan dengan hasil yang sama
baiknya pada skala besar dan skala kecil (Agus Irawan: hal.33, 2003). Tetapi
tidak semua pasir memiliki sifat yang sama. Sementara itu, sejumlah ahli beranggapan
bahwa medium pasir memiliki kecenderungan terlalu basah, sehingga agak
memboroskan zat makanan. Anggapan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan.
3. Metode kultur bahan porous seperti;
kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil.
4.
Hidroponik substrat, tidak menggunakan air sebagai media padat (bukan tanah)
yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung
akar tanaman seperti halnya fungsi tanah.
5.
Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique)
Model budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan
air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai
kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam larutan nutrisi, karena
di sekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi.
6.
Metode kerikil
Penggunaan bahan-bahan ini umumnya memiliki kelemahan pada
kemampuan untuk mempertahankan kelembaban sehingga kondisi medium lebih cepat
kering. Akan tetapi penggunaan bahan-bahan ini banyak disukai oleh pengelola
hidroponik perumahan karena selain mudah didapat dengan harga murah, juga dapat
mempertahankan kebersihan dan tidak mudah terlalu basah.
Keuntungan dari Teknik Bercocok Tanam secara Hidroponik
a. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan media tanam tanah biasa.
b. Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
c. Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air dan pupuk
lebih hemat.
d. Bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman
baru dengan mudah.
e. Tanaman akan memberikan hasil yang kontinu.
f. Metode kerja yang sudah distandarisasi, lebih memudahkan
pekerjaan dan tidak membutuhkan tenaga kasar.
g. Kualitas daun, buah atau bunga yang lebih sempurna dan
tidak kotor.
h. Beberapa jenis tanaman malah bisa ditanam di luar
musimnya dan hal ini menyebabkan harganya lebih mahal di pasaran.
i. Tanaman dapat tumbuh di tempat yang semestinya tidak cocok
bagi tanaman yang bersangkutan.
j. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan ataupun
ketergantungan lainnya terhadap kondisi alam setempat.
k. Efisiensi kerja kebun hidroponik menyebabkan perawatannya
tak banyak memakan biaya dan tak banyak memerlukan peralatan.
l. Keterbatasan ruang dan tempat bukan halangan untuk
berhidroponik. Sehingga untuk pekarangan terbatas juga bisa diterapkan
hidroponik. Bila perlu di dapur dan ruang tamu juga bisa digunakan untuk
berhidroponik.
m. Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari produk
non-hidroponik.
Dapat disimpulkan bahwa metode bercocok tanam tanpa tanah
memberi keuntungan yang besar sekali terutama bagi penduduk kota yang tidak
mempunyai lahan untuk bercocok tanam, daerah gersang dan sulit air, atau
gedung-gedung pencakar langit sebagai tempat menanam tanaman hias berbagai
jenis. Cara ini memberi kemungkinan tambahan untuk menghijaukan lingkungan pada
tempat yang tak mungkin lagi untuk menanam tanaman pada tanah.
Sekarang cara
menanam tomat hidroponik yang dilakukan oleh seorang pemuda asal Cijeungjing yaitu Asep Sulzian Jaya,
pemuda asal Dusun Bojongnangoh RT 18 RW 06 Desa Utama Kecamatan Cijeungjing Kabupaten
Ciamis, ia mulai menanam dengan sistem hidroponik sejak November 2014. Caranya cukup
mudah yakni, sediakan wadah (ember, kaleng bekas cat, dan lain-lain) berisi air
yang tingkat keasamannya kurang dari 7, lalu air diberi pupuk organik cair
untuk nutrisi tanamannya. Selanjutnya tuangkan benih sayuran atau buah-buahan
ke dalam air tesebut. Setelah beberapa hari tanaman akan tumbuh. Ujar
singkatnya (wartapriangan.com). Namun kami dalam penulisan makalah ini menambahkan
cara-cara budidaya tomat hidroponik yang lebih luas dan rinci yakni,
Alat Persemaian
- Tray Semai : tray semai terbuat dari bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab.
- Kertas Tissue : kertas tissue yang mudah menyerap air yang akan digunakan untuk mengecambahkan benih.
- Sprayer (Hand Sprayer): volume 1 liter.
- Pinset : digunakan untuk transplanting.
- Panel bibit: isi 113 tanaman per panel.
- Media semai : Rockwool (‘Grodan’) yang diisikan pada panel semai, atau media semai lain.
Penyemaian
- Letakkan 3-5 lapis kertas tissue ke dalam tray semai, kemudian basahi dengan air secukupnya.
- Benih sebanyak 100-200 ditebar diatas kertas tissue yang telah dibasahi. Kemudian tray semai di tutup (klip/stapler) biarkan selama 5-7 hari di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Sebaiknya tray semai disimpan dalam ruang gelap sampai benih berkecambah.
- Pertahankan agar kertas tissue selalu dalam keadaan lembab.
Transplanting
- Isi Panel semai (Panel 113) dengan rockwool sampai penuh, dan basahi dengan air. Rockwool dipotong dengan ukuran 2x2x5 cm (sesuai dengan lubang panel). Bila menggunakan media lain isikan pada sel tray sampai penuh.
- Benih yang sudah berkecambah di-transplanting/pindahkan dari tray semai ke panel semai menggunakan pinset. Setiap lubang diisi dengan 1 bibit tanaman.
- Simpan panel semai di dalam rumah bibit sampai siap tanam (4-5 minggu). Siram bibit setiap hari dengan nutrisi, dan setiap 4 hari disiram dengan Gandasil-D dengan konsentrasi2 g/liter.
Persiapan
Nutrisi
- Nutrisi yang dipakai adalah AB mix yang terdiri dari larutan nutrisi Stok A dan Stok B.
- Nutrisi dilarutkan di dalam container A dan container B dengan volume masing-maing 90 liter.
- Larutan stok A mengandung: KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3, FeEDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung: KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3 dan NH4-MoO4.
- Usahakan seluruh nutrisi teraduk secara merata pada masing-masing container.
- Keperluan nutrisi Tomat disajikan pada Tabel.
Keperluan unsur hara makro pada tomat
|
NO
|
Unsur
Hara
|
Jumlah
(Meq/liter)
|
|
1
|
Kalsium
|
8.85
|
|
2
|
Magnesium
|
2.00
|
|
3
|
Kalium
|
5.385
|
|
4
|
Amonium
|
1.389
|
|
5
|
Nitrat
|
3.758
|
|
6
|
Sulfat
|
2.354
|
|
7
|
Phosphat
|
0.619
|
Keperluan unsur hara mikro pada tomat
|
NO
|
Unsur
hara
|
Jumlah
(ppm)
|
|
1
|
Fe
|
2.14
|
|
2
|
B
|
1.20
|
|
3
|
Zn
|
0.26
|
|
4
|
Cu
|
0.048
|
|
5
|
Mn
|
0.18
|
|
6
|
Mo
|
0.046
|
Persiapan
Media Tanam
-Pembuatan Arangsekam
- Sekam padi kering dituangkan ke tungku pembakaran, 3 karubng di atas pemanggang dan 2 karung di bawah pemanggang atau di lantai tungku.
- Keran air dari bak penampungan air dibuka dan air dibiarkan mengalir melalui pipa besi spiral yang dihubungkan dengan pipa pembuangan.
- Bahan bakar disiramkan secukupnya pada sekam di kedua sisi lantai tungku kemudian api disulutkan dan sekam dibiarkan terbakar merata di atas pemanggang.
- Sekam yang membara dibiarkan berjatuhan ke lantai tungku, dan tumpukan sekam di atas pemanggang diaduk-aduk dengan tongkat pengaduk sehingga lebih banyak sekam membara yang berjatuhan ke lantai tungku.
- Pengadukan juga dilakukan pada tumpukan sekam dilantai tungku sehingga pengarangan sekam terjadi secara merata.
- Sekam yang telah terbakar merata dan menjadi arang di lantai tungku ditarik dengan tongkat pengaduk ke bak penampungan arang sekam, kemudian disiram dengan air bersih sampai bara api padam. Hal ini dilakukan untuk mencegah hancurnya arang sekam menjadi abu.
-Pengisian
Polybag
- Arang sekam yang telah dingin dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 2 kg setiap polybag, kemudian diletakkan di bangku tanam sesuai dengan jarak tanam.
- Pada tiap bangku tanam ditempatkan dua baris polybag yang letaknya berselingan (zig-zag).
- Jarak antar baris 50 cm sedangkan jarak polybag dalam satu baris tanaman adalah 40 cm.
Penanaman
- Bibit yang telah berumur 4-5 minggu di persemaian, mempunyai tinggi 10 – 15 cm, atau 4 daun yang terbuka penuh siap untuk ditanam sesuai dengan jadwal tanam.
- Media tanam arang sekam, sebelum ditanami diberi larutan nutrisi sebanyak 50 ml per polibag dan ditaburi Furadan 3 G secukupnya.
- Bibit di panel semai sebelum ditanam disiran dahulu dengan air untuk memudahkan pencabutan bibit.
- Bibit beserta media semai (rockwool) ditanam di tengah polybag yang sebelumnya telah disiapkan.
- Daun-daun bibit dijaga dari percikan nutrisi dan diusahakan tidak menyentuh arang sekam.
Pemeliharaan
-Pemupukan dan Penyiraman
- Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan bersamaan dengan penyiraman (Fertigasi), dan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sistem hidroponik.
- Jumlah nutrisi yang diberikan tidak sama tergantung pada umur tanaman dan kondisi cuaca.
- Pada kondisi cuaca normal (suhu 25o C, kelembaban 80%) pemberian nutrisi dilakukan setiap jam sekali, pada cuaca mendung diberikan setiap 1.5 jam sekali, dan jika hujan diberikan 2-2.5 jam sekali.
- Pemberian nutrisi dilakukan semenjak awal pertanaman sampai tanaman panen, mulai pukul07.00 – 16.30. Pada malam hari tidak dilakukan pemberian nurtisi.
- Pada jam 07:00 – 09:00 suhu rumah kaca normal, maka pemberian dapat dilakukan setiap satu jam. Akan tetapi setelah pukul 09:00 – 16:00 shu rumah kaca diatas normal sehingga pemberian harus disesuaikan. Catatan: pemberian nutrisi dilakukan sampai kapasitas lapang (tidak terjadi luber). Jumlah dan saat pemberian nutrisi disajikan pada Tabel.
Tabel
pemberian nutrisi pada tanaman
Berdasarkan kondisi suhu rumah kaca
Berdasarkan kondisi suhu rumah kaca
|
Umur
Tanaman
|
Waktu
pemberian nutrisi (Pukul)
|
|||
|
07:00
|
08:00
|
09:00
|
09:30-16:00
|
|
|
……………………..cc………………………….
|
||||
|
1-8 MST
|
100
|
100
|
100
|
100
|
|
5-9 MST
|
150
|
150
|
150
|
150
|
|
10-15 MST
|
200
|
200
|
200
|
200
|
MST=Minggu Setelah
Tanam
Penaungan
- Bila terlalu panas naungi tanaman (terutama tanaman yang masih muda) dengan Paranet dengan intensitas naungan 55%.
- Selanjutnya naungan bisa dipergunakan terus atau sesuai dengan keperluan untuk mengatur kualitas tanaman.
Pupuk Daun
- Aplikasi pupuk daun dilakukan bila diperlukan. Dan harus diberhentikan 10 hari sebelum pemanenan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit.
- Jangan menggunakan bahan KIMIA/PESTISIDA yang BERLEBIHAN untuk pengendalian HPT.
- Hama Thrips biasa dikendalikan menggunakan : Ripcord 50 EC (2cc/l), atau Matador 25 EC(2cc/l), atau Decis 2.5 EC(2 cc/l air).
- Hama Mite dikendalikan dengan Omite 570 EC (2cc/l) atau Kelthane MF (2cc/l).
- Penyakit Bercak Daun Cercospora dapat dikendaliakan dengan Daconil 75 WP (2cc/l)
Pengajiran
- Tanaman diajir pada umur 2-3 minggu setelah tanam mengunakan ajir benang yang dilitikan pada kawat yang dibentang dalam greenhouse setinggi 3m.
- Ajir tali digantung vertikal dan ujungnya diikatkan pada batang Tomat.
- Pengikatan dilakukan dengan tepat dan kuat akan tetapi tidak sampai melukai atau memotong tanaman.
Pengecekan
Larutan Nutrisi
- Kondisi nutrisi tanaman dikontrol dengan menggunkan alat EC (Electric Conductivity )meter. EC meter mengukur kandungan garam total di dalam larutan nutrisi.
- Nutrisi yang diberikan mempunyai EC antara 1.6 –1.7 m mhos/cm, dan diharapkan akan meningkat menjadi 2.0 – 2.5 m mhos/cm di media tanam arang sekam setelah sehari dilakukan pemberian nutrisi.
- Bila EC kurang dari 2 m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5 m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahan dengan cara penyiraman dengan air saja.
Panen
dan Pasca Panen
- Panen pertama dapat dilakukan mulai 9 minggu setelah tanam. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali.
- Buah yang sudah dipanen segera disortir (dipisahkan) berdasarkan grade yang dengan sesuai pesanan pasar.
Prospek dari teknik hidroponik:
- Menjadi pengusaha petani tanaman hidroponik.
- Menjadi pedagang tanaman hidroponik.
- Menjadi penjual dan supplier pupuk hidroponik.
- Membuka usaha menjadi distributor bagi tanaman hidroponik.
- Membuka restaurant spesifik makanan dari hasil hidroponik.
- Membuka jasa pelatihan spesifik dan training bercocok tanam hidroponik.
- Menjadi investor bagi usaha dan bisnis hidroponik.
- Menjadi pemilik huma nan bisa disewakan kepada pengusaha hidroponik.
- Membuka koperasi nan spesifik menjual tanaman hidroponik, berikut perlengkapannya.
- Membuka toko peralatan bertanam dengan teknik hidroponik.
- Membuka bisnis online perdagangan tanaman hidroponik.
BAB IV
KESIMPULAN
Keuntungan dari bercocok tanam secara hidroponik adalah produksi
tanaman lebih tinggi, lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit,
tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman
yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah, tanaman akan
memberikan hasil yang kontinu,dll. Kemudian juga pembudidayaan tomat bisa
dilakukan secara organic maupun anorganik keduanya sama memerlukan pemeliharaan
seperti penyiraman, pemupukan dan pengendalian OPT akan tetapi dalam
perlakuannya berbeda, seperti contoh pemupukan pada tomat organic menggunakan
pupuk organic dan yang anorganik menggunakan yang nonorganik.
SARAN
Pembudidayaan secara organic,
anorganik ataupun hidroponik ketiganya bagus memiliki kelebihan dan kekurangan,
akan tetapi disini penulis menyarankan agar berbudidaya tersebut menggunakan
metode yang selain mendapat hasil tinggi tetapi juga akan ramah pada
lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar