Kamis, 07 Mei 2015

Tugas Makalah Pertanian Organik/4.2/07.05.2015



TUGAS
BUDIDAYA PADA TOMAT  (Lycopersicon esculentum Mill.) DENGAN CARA ORGANIK, ANORGANIK DAN METODE HIDROPONIK
Disusun untuk memenuhi salahsatu tugas Pertanian Organik

Disusun Oleh :
·        Revi Razip B.      (2403313102)
·        Atang                  (2403313029)
·        Nugi Nugraha     (2403313092)
·        Yayan Rohyana (2403313121)
·        Fahmi F.              (2403313111)
·        Dhani Wardani   (2403313039)
·        Erlin Karlina       (2403313044)
·        Yusi Rabbani      (2403314155)

UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2015

KATA PENGANTAR


Puji terimakasih kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan-Nya yang maha Agung, terutama kenikmatan iman dan Islam serta kenikmatan hidup menjalani waktu sehingga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga , para sahabat, dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Ucapan syukur Alhamdulillah saya panjatkan  ketika tugas makalah dalam mata kuliah Pertanian Organik selesai ditulis.        
Oleh karena itu, penulis merasa harus berterimakasih kepada orang-orang yang terlibatkan dalam penulisan laporan ini.

Garut, April 2015

Penulis

 





BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tomat adalah tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonornis penting, karena sangat digem ari dan mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi. Buah tornat merupakan kornoditas yang multiguna, herfungsi sebagai sayuran, burnbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, Kahan pewarna makanan, sampai kepada Kahan kosmetik dan obat-obatan. Di Indonesia tanaman tornat banyak diusahakan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah, sehagai tan arnan pekarangan ataupun tujuan kornersil. Menurut data BPS (1996) lugs panes tomat di Indonesia mencapai + 50.000 ha, seluas + 16.000 ha terdapat di Pulau Jawa dengan penyebarannya 60% di dataran tinggi dan 40% di dataran rendah. Penyakit busuk daun (Phimpthora ihfestans) merupakan kendala utarna di dataran tinggi. Jamur ini menyerang daun, hatang dan buah; hiasanya tumhuh haik pada musim hujan dan dapat mengakihatkan kerugian sampai 1 00%. Penyakit hakteri layu (Ralstonia solanacearum) menyerang tanaman muda sampai dewasa terutama di dataran rendah. Penyakit ini dapat menurunkan produksi sampai 75%.
Dari data-data yang diperoleh teniyata hasil rata-rata pertanaman tomat di dataran rendah um umnya sangat rendah yaitu ± 6,0 t/ha, sedangkan di dataran tinggi dapat mencapai 26,6 tllia. Hal ini dapat dicapai karena dominasi penanaman tornat yang intensif dan komersi al terdapat di dataran tinggi hampir 90% menggunakan henih hibrida (F1), Kenyataan potensi hasil dad penelitian yang di laksanakan oleh Dalai Penelitian Tallman Sayuran (Balitsa) dapat mencapai >60 t/ha, Rendahnya produksi di dataran rendah antara lain disebabkan oleh terhatasnya ketersediaan varietas unggul di tingkat petani, sehingga masih banyak petani tornat menanam varietas lokal dengan mutu henill yang rendah, disamping kultur teknis (cara penanaman dan pemeliharaan) yang kurang optimal juga serangan hama dan Penyakit merupakan kendala utama yang dapat menurunkan hasil, Meski bagaimanapun varietas tomat unggul akan terus menerus diperlukan untuk memenuhi herhagai keragainan agroekologi yang cuk up I uas. Benihnya dalam jumlah besar dibutulikan di seluruli negara,
Dengan semakin I uasnya areal pertanarnan tomat yang disertai dengan pernbudidayaan yang di I ak-i; an ak an secara terus menerus di dataran tinggi, maka akan terjadi erosi tanah yang berlangsung secara perlahan-lahan, Untuk menghindari hal ini Para petani berusaha utuk rnengalilikan pertanaman tornat ke dataran rendah. Dengan demikian perakitan varietal tomat hi bri da (F1) dirasakan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan petani tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membudidayakan tomat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara pembudidayaan tomat












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang.
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petaniPT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.
Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Tomat tumbuh baik pada temperatur 20 -27°C, pembentukan buah terhambat pada temperatur >30°C atau < 10°C. Tomat baik ditanam pada tanah yang berdrainase baik, dengan pH optimum 6.0 -7.0. Tomat dapat ditanam sebagai rotasi pada lahan sawah. Hindari menanam tomat pada lahan yang sebelumnya ditanami tanaman dari keluarga Solanaceae, seperti: terung, cabai, tomat dan yang lainnya untuk menghindarkan hama dan penyakit. Beberapa tipe tomat yang dibudidayakan antara lain: buah segar (biasanya berwarna merah dengan variasi dalam bentuk, ukuran dan warna); chery-buah kecil; dan prosesing buah dengan warna merah yang kuat dan tinggi dalam kandungan bahan padat, sesuai untuk dibuat pasta, sup atau saos. Berdasarkan pertumbuhannya, tomat diklasifikasikan sebagai determinat (menyemak, pendek) dimana pertumbuhan batang diakhiri dengan karangan bunga, semideterminate atau indeterminat (tinggi) tumbuh berterusan menghasilkan daun dan bunga. Pada indeterminat, memungkinkan masa panen yang lebih panjang, yang mungkin bermanfaat pada waktu harga berfluktuasi, akan tetapi jenis ini perlu menggunakan turus dan harus dipangkas secara teratur yang dapat menambah tenaga kerja. Untuk varietas yang ditanam dapat dipilih berdasarkan varietas yang tahan penyakit, disesuaikan dengan musim, atau varietas hibrida maupun OP, tergantung dari kebutuhan budidaya.
Secara umum ada 6 jenis tomat yaitu:
Secara umum, di kenal ada 6 jenis buah tomat, yaitu:
1. Tomat Plum
Tomat plum adalah sebutan untuk buah tomat yang bentuknya seperti buah plum. yaitu berbentuk bulat lonjong, berdaging tebal, mengandung banyak air dan berkulit tipis. Tomat plum mempunyai rasa yang agak masam. Di beberapa tempat di kenal dengan sebutan rampai. Tomat plum umumnya digunakan dalam berbagai masakan yang membutuhkan rasa segar seperti sambal terasi, tumis, sup,  serta di buat minuman seperti jus tomat atau rujak tomat.
2. Tomat Anggur
Tomat Anggur mempunyai bentuk serupa dengan buah anggur. Baik dalam hal bentuk ataupun untaiannya. Tomat anggur merupakan jenis tomat yang paling kecil diantara lainnya. Tomat anggur mempunyai bentuk yang bulat, berasa manis, dengan daging yang tidak tebal dan kadar air yang tidak terlalu banyak. Karena bentuknya yang seperti anggur dan rasanya yang manis, tomat ini sering di konsumsi begitu saja atau di gunakan sebagai salah satu bahan dalam salad buah. Tomat anggur juga jarang sekali dijumpai di Indonesia karena orang Indonesia memang jarang mengkonsumsi buah tomat secara negitu saja tanpa di masak terlebih dahulu.
3. Tomat Ceri
Tomat cerry ini hampir mirip dengan tomat plum. Namun mempunyai rasa yang lebih manis. Tomat ceri  ini bentuknya kecil agak lonjong, berasa manis dan mengandung banyak air. Ketika masih muda tomat ceri berwarna hijau pucat dan ketika sudah masak warnanya berubah menjadi orange ke merahan. Karena memiliki bentuk yang cantik, seperti halnya tomat anggur, tomat ceri juga biasanya digunakan sebagai pelengkap salad, garnising atau dimakan dalam keadaan segar.
4. Tomat Pear
Tomat pear ini memang mempunyai bentu yang sangat mirip dengan buah pear hanya saja ukurannya jauh lebih kecil. Tomat pear berasa manis dan memiliki warna beraneka ragam, yaitu merah, orange dan kuning. Meski bentuknya unik dan cantik, tapi tomat ini tidak populer di Indonesia. Kalaupun ada hanya di jadikan sebagai tanaman hias. tomat pear biasanya di konsumsi sebagai pelengkap salad atau penghias makanan.


5. Tomat Beef/Beefsteak
Tomat beef ini memiliki bentuk yang paling besar jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Selain bentuknya besar, daging buahnya juga tebal, bijinya tidak terlalu banyak dan kadar airnya sangat sedikit. Sehingga jika di iris tidak menjadi basah dan berair. Rasa tomat beef ini agak sedikit masam, dan sangat cocok di gunakan sebagai sayuran dan garnising pada sandwich atapun hamburger. Namun terkadang, tomat jenis ini juga di tambahkan dalam berbagai jenis sup, tumis, atau jenis masakan lainnya.
6. Tomat Hijau
Tomat hijau adalah istilah yang digunakan untuk menyebut tomat yang belum masak dan warnanya masih hijau. Tomat hijau dipanen saat masih mentah sehingga masih berwarna hijau, dengan rasa yang sedikit masam, dan kadar air yang masih sedikit. Tomat hijau biasanya di gunakan untuk memasak sambel cabe hijau, dan untuk menumis masakan yang membutuhkan sedikit rasa asam yang segar.


II. Sentra Penanaman
Sentra penanaman tomat di dunia adalah di Jepang, China, Taiwan, sedangkan di Indonesia adalah daerah Malang. Jenis Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan.
Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:
Kerajaan          : Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
Divisi                : Spermatophyta
Anak divisi        : Angiospermae
Kelas                : Dicotyledonae
Ordo                : Solanales
Famili               : Solanaceae
Genus               : Solanum
Spesies             : S. lycopersicum
Nama binomial
Solanum lycopersicum
Sinonim
Lycopersicon lycopersicum
Lycopersicon esculentum
Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.

III. Varietas
Varietas yang banyak beredar dan dibudidayakan di Indonesia adalah : Ratna, Intan, Arthaloka, Bonanza, Mahkota, dll.
VARIETAS UNGGUL TOMAT
VARIETAS
KEUNGGULAN
Lovely Red
Varietas ini berasal dari Taiwan; tinggi, tahan terhadap cuaca panas, tumbuh kuat, senantiasa tumbuh ( tidak berhenti ), cepet berbuah ( produksi ), tahan terhadap penyakit daun, rata-rata 1 tanaman bisa menghasilkan 7 Kg / tanaman, besarbuah sedang sekitar 45 g/ buah; bentuk buah lonjong berwarna merah jika matang rasa manis dan aromanya enak
Golden Peari
Varietas ini berasal dari Taiwan, pertumbuhan akan tumbuh terus, produksi > 200 buah / tanaman, bentuk buah bulat, ukuran buah kecil ( 8-10 gram / buah ), gading buah berwarna jingga dengan rasa enak, kadar gula sebesar 8,5 %, tahan terhadap pengangkutan dan tergolong cherry.
Season Red
Varietas ini berasal dari Taiwan, mudah tumbuh, tahan terhadap cuaca panas, tahan terhadap penyakit embun tepung dan layu bakteri, jumlah buah sekita 300 buah / tanaman, bentuk buah kecil ( 25 grm / buah ) buah berwarna merah, kadar gula 6 %, tahan pengangktan dan tergolong cherry.
Ratna
Varietas ini berasal dari Filipina, berumur genjah, pertumbuhan terhenti, tahan terhadap penyakit layu bakteri, tapi peka terhadap busuk daun, bentuk buah bulat apel, rata-rata berat buah 40 grm / buah, warna buah merah, permukaan halus dan sedikit bergelombang, cocok di tanam di daerah dengan ketinggian medium hingga rendah, produksivitas tinggi dan mudah dibudidayakan.
Fortune
Berasal dari Taiwan, tumbuh cepat, subur dan kuat; tahan penyakit layu Fusarium dan vertikulum, trata-rata produksi 5 kg/ tanaman, ukuran buah sedang ( 50 gr/ buah ), daging buah tebal.
Farmer 301
Berasal dari Taiwan; pertumbuhan tidak berhenti, tahan terhadap penyakit dan hama nematoda; bentuk buah bulat, berat buah 180 grm / buah, daging buah padat.
New Wonder no 4
Berasal dari taiwan; daya adaptasi tinggi; tahan terhadap virus- layu fusarium-bercak daun dan busuk buah; berukuran besar dengan berat buah 200 grm/ buah, bentuk buah bulat, tidak mudah retak; tahan terhadap penyimpanan dan pengangkutan.
Moneymarket
Berasal dari Belanda;tahan penyakit layu bakteri dan hama nematoda; berat buah sedang ( 50 gram/buah)buah yang masak berwarna jingga
Kada
Berasal dari Amerika; tahan terhadap penyakit busuk ujung buah- tahan terhadap Fusarium- dan penyakit bercak kering , bentuk buah bulat oval seperti telur, berat rata rata buah 90 - 100 grm/ buah; daging buah tebal, rasanya manis agak masam.
 

IV. Syarat Pertumbuhan
a.      Iklim
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.
Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna putih.
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman.
b.Media Tanam
Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang.
Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.


c.Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.


V. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.


1. Aneka Varietas Tomat

Beberapa dasar yang dipakai untuk membedakan varietas tomat di antaranya adalah bentuk, tandan, ketebalan daging, dan kandungan airnya. Berdasarkan bentuk atau penampilannya, buah tomat digolongkan sebagai berikut:

1. Tomat Biasa (Lycopersicum commune)
Bentuk buahnya bulat pipih, lunak, tidak beraturan, dan sedikit beralur di dekat tangkainya.
2. Tomat Apel (Lycopersicum pyriforme)
Bentuk buah bulat, kompak, sedikit keras menyerupai buah apel.
3. Tomat Kentang (Lycopersicum grandifolium)
Buah berbentuk bulat, besar, kompak, dengan ukuran lebih kecil dari tomat apel.
4. Tomat Keriting (Lycopersicum validum)
Buah berbentuk agak lonjong, keras. Daunnya rimbun keriting dan berwarna hijau kelam.


Varietas Tomat Unggul
Varietas                       Umur Panen    Hasil                Rekomendasi               Produsen
                        (HST)               (Ton/Ha)          (Dataran)                    
Warani F1            70—80                  50—75                  Tinggi                                    Cap Panah Merah
Montera F1           100                         70—85                  Menengah—Tinggi             Cap Panah Merah
Marta F1               80                           60—80                  Tinggi                                    Cap Panah Merah
Sakura F1              85                           60—80                  Menengah—Tinggi             Cap Panah Merah
Safira F1                70—80                  70—80                  Tinggi                                    Cap Panah Merah
Arthaloka F1        105—108              60—80                  Tinggi                                    Cap Panah Merah
Lentana F1            60—70                  70—80                  Rendah—Menengah           Cap Panah Merah
Monica F1            70—80                  60—80                  Rendah                                  Cap Panah Merah
Regina F1              79—85                  60—80                  Rendah                                  Cap Panah Merah
Permata F1           70—80                  50—70                  Rendah                                  Cap Panah Merah
Ratna EWS           68—70                  50—70                  Rendah                                  Cap Panah Merah
Donna F1              + 60                        4—5 kg/tan.          Tinggi                                    Cap Kapal Terbang
Geulis F1               + 70                        4,5—5,5 kg/tan.   Tinggi                                    Cap Kapal Terbang
Bravo F1               + 70                        5—6 kg/tan.          Rendah                                  Cap Kapal Terbang
Glory F1                + 60                        3—5 kg/tan.          Rendah—Tinggi                  Cap Kapal Terbang
Fluto F1                 + 55                        3—3,5 kg/tan.      Rendah—Tinggi                  Cap Kapal Terbang
Idola 819 F1         + 70                        5—6 kg/tan.          Menengah—Tinggi             Cap Kapal Terbang
Spirit F1                                + 70                        3—3,5 kg/tan.      Rendah—Tinggi                  Cap Kapal Terbang
Cosmonot F1        + 85                        3—3,5 kg/tan.      Menengah—Tinggi             Cap Kapal Terbang
Koloni 1054 F1   + 85                        3—3,2 kg/tan.      Tinggi                                    Cap Kapal Terbang
Gress 1666 F1      + 89                        3,5—4 kg/tan.      Menengah—Tinggi             Cap Kapal Terbang
HST = hari setelah tanam
Sumber: PT East West Seed Indonesia, PT Tanindo Subur Prim











BAB III
PEMBAHASAN
Budidaya Tomat
·         Memilih benih tomat
Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Kemudian menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langkahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

·         Penyemaian benih                                                       
Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu sampai memiliki daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal. Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaianpolybag ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda memilih persemaian bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.
Tips untuk persemaian bedengan, buat larikan (garis) diatas media persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm. Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai bertumpuk-tumpuk, sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.
Tips untuk persemaian polybag/pot, setelah media persemaian dibuat lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji tomat satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam lubang tanam.

·         Pengolahan tanah
Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah terlalu asam (<5,5), tambahkan dolomit atau kapur pertanian. Manfaat pengapuran selain menaikan pH tanah juga untuk memperbaiki struktur tanah. Dosisnya harus disesuaikan dengan tingkat pH tanah masing-masing. Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah kira-kira satu minggu.
Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira 30-40 ton per hektar.
Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa sangat berguna terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu minggu sebelum ditanami.


·         Penanaman bibit tomat
Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm, kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm. Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybagatau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.

·         Pemeliharaan dan perawatan
Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif. Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.
a. Penyulaman
Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu) atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.
b. Penyiangan
Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.
c. Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan. Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah dompolan buah sekitar 5-7 buah.
d. Pemupukan tambahan
Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu. Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat, konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3 minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.
Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari tanaman.

e. Penyiraman dan pengairan
Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan. Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman. Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.
f. Pemasangan lenjeran
Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2 meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman. Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk memperkokoh posisi lenjeran.
Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan mengundang penyakit.
Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15 cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali plastik pada lenjeran.
·         Pengendalian hama dan penyakit
Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah, tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun, bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila, hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya menggunakan pestisida yang alami.
Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi. Kalau pun harus menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif berbeda.
Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman, memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.
·         Pemanenan budidaya tomat
Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam, tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun menguning dan bagian batang mengering.
Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84 ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.




Budidaya Secara Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos artinya "mengerjakan". Menurut literatur pengertian hidroponik adalah suatu teknik/metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Media-media tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan makanan dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti dapat disimpulkan bahwa suatu tanaman dapat tumbuh tanpa tanah, asalkan diberikan cukup air dan garam-garam mineral.
Berdasarkan media tanam yang digunakan, maka hidroponik dapat dilakukan dengan 6 metode, yakni:
1. metode kultur air, yaitu metode yang menggunakan air sebagai media tanam. Air sebagai media tanam diisikan dalam wadah seperti stoples atau tabung kaca atau wadah lain.
2. Metode kultur pasir, merupakan metode yang paling praktis dan lebih mudah diterapkan. Pasir yang digunakan sebagai media tanam bisa digunakan pasir kali. Sejak kurang lebih 30 tahun lalu, pasir merupakan pilihan medium yang banyak dipakai dalam tata cara hidroponik. Selain sifatnya steril (bukan steril seratus persen), juga dapat mempertahankan kelembaban lebih lama dibandingkan dengan medium lain dan dapat digunakan dengan hasil yang sama baiknya pada skala besar dan skala kecil (Agus Irawan: hal.33, 2003). Tetapi tidak semua pasir memiliki sifat yang sama. Sementara itu, sejumlah ahli beranggapan bahwa medium pasir memiliki kecenderungan terlalu basah, sehingga agak memboroskan zat makanan. Anggapan yang sebenarnya tidak bisa dipastikan.
3. Metode kultur bahan porous seperti; kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil.
4. Hidroponik substrat, tidak menggunakan air sebagai media padat (bukan tanah) yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air dan oksigen serta mendukung akar tanaman seperti halnya fungsi tanah.

5. Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique)
Model budi daya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam larutan nutrisi, karena di sekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi.
6. Metode kerikil
Penggunaan bahan-bahan ini umumnya memiliki kelemahan pada kemampuan untuk mempertahankan kelembaban sehingga kondisi medium lebih cepat kering. Akan tetapi penggunaan bahan-bahan ini banyak disukai oleh pengelola hidroponik perumahan karena selain mudah didapat dengan harga murah, juga dapat mempertahankan kebersihan dan tidak mudah terlalu basah.
Keuntungan dari Teknik Bercocok Tanam secara Hidroponik
a. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanam tanah biasa.
b. Lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit.
c. Tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian air dan pupuk lebih hemat.
d. Bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah.
e. Tanaman akan memberikan hasil yang kontinu.
f. Metode kerja yang sudah distandarisasi, lebih memudahkan pekerjaan dan tidak membutuhkan tenaga kasar.
g. Kualitas daun, buah atau bunga yang lebih sempurna dan tidak kotor.
h. Beberapa jenis tanaman malah bisa ditanam di luar musimnya dan hal ini menyebabkan harganya lebih mahal di pasaran.
i. Tanaman dapat tumbuh di tempat yang semestinya tidak cocok bagi tanaman yang bersangkutan.
j. Tidak ada resiko kebanjiran, erosi, kekeringan ataupun ketergantungan lainnya terhadap kondisi alam setempat.
k. Efisiensi kerja kebun hidroponik menyebabkan perawatannya tak banyak memakan biaya dan tak banyak memerlukan peralatan.
l. Keterbatasan ruang dan tempat bukan halangan untuk berhidroponik. Sehingga untuk pekarangan terbatas juga bisa diterapkan hidroponik. Bila perlu di dapur dan ruang tamu juga bisa digunakan untuk berhidroponik.
m. Harga jual produk hidroponik lebih tinggi dari produk non-hidroponik.
Dapat disimpulkan bahwa metode bercocok tanam tanpa tanah memberi keuntungan yang besar sekali terutama bagi penduduk kota yang tidak mempunyai lahan untuk bercocok tanam, daerah gersang dan sulit air, atau gedung-gedung pencakar langit sebagai tempat menanam tanaman hias berbagai jenis. Cara ini memberi kemungkinan tambahan untuk menghijaukan lingkungan pada tempat yang tak mungkin lagi untuk menanam tanaman pada tanah.

Sekarang cara menanam tomat hidroponik yang dilakukan oleh seorang pemuda asal Cijeungjing yaitu Asep Sulzian Jaya, pemuda asal Dusun Bojongnangoh RT 18 RW 06 Desa Utama Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, ia mulai menanam dengan sistem hidroponik sejak November 2014. Caranya cukup mudah yakni, sediakan wadah (ember, kaleng bekas cat, dan lain-lain) berisi air yang tingkat keasamannya kurang dari 7, lalu air diberi pupuk organik cair untuk nutrisi tanamannya. Selanjutnya tuangkan benih sayuran atau buah-buahan ke dalam air tesebut. Setelah beberapa hari tanaman akan tumbuh. Ujar singkatnya (wartapriangan.com). Namun kami dalam penulisan makalah ini menambahkan cara-cara budidaya tomat hidroponik yang lebih luas dan rinci yakni,
Alat Persemaian
  • Tray Semai : tray semai terbuat dari bahan plastik/mika, yang bisa ditutup agar tetap lembab.
  • Kertas Tissue : kertas tissue yang mudah menyerap air yang akan digunakan untuk mengecambahkan benih.
  • Sprayer (Hand Sprayer): volume 1 liter.
  • Pinset : digunakan untuk transplanting.
  • Panel bibit: isi 113 tanaman per panel.
  • Media semai : Rockwool (‘Grodan’) yang diisikan pada panel semai, atau media semai lain.
Penyemaian
  • Letakkan 3-5 lapis kertas tissue ke dalam tray semai, kemudian basahi dengan air secukupnya.
  • Benih sebanyak 100-200 ditebar diatas kertas tissue yang telah dibasahi. Kemudian tray semai di tutup (klip/stapler) biarkan selama 5-7 hari di tempat yang tidak terkena cahaya langsung. Sebaiknya tray semai disimpan dalam ruang gelap sampai benih berkecambah.
  • Pertahankan agar kertas tissue selalu dalam keadaan lembab.


Transplanting
  • Isi Panel semai (Panel 113) dengan rockwool sampai penuh, dan basahi dengan air. Rockwool dipotong dengan ukuran 2x2x5 cm (sesuai dengan lubang panel). Bila menggunakan media lain isikan pada sel tray sampai penuh.
  • Benih yang sudah berkecambah di-transplanting/pindahkan dari tray semai ke panel semai menggunakan pinset. Setiap lubang diisi dengan 1 bibit tanaman.
  • Simpan panel semai di dalam rumah bibit sampai siap tanam (4-5 minggu). Siram bibit setiap hari dengan nutrisi, dan setiap 4 hari disiram dengan Gandasil-D dengan konsentrasi2 g/liter.

Persiapan Nutrisi
  • Nutrisi yang dipakai adalah AB mix yang terdiri dari larutan nutrisi Stok A dan Stok B.
  • Nutrisi dilarutkan di dalam container A dan container B dengan volume masing-maing 90 liter.
  • Larutan stok A mengandung: KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3, FeEDTA, sedangkan Larutan stok B mengandung: KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3 dan NH4-MoO4.
  • Usahakan seluruh nutrisi teraduk secara merata pada masing-masing container.
  • Keperluan nutrisi Tomat disajikan pada Tabel.
                  Keperluan unsur hara makro pada tomat
NO
Unsur Hara
Jumlah (Meq/liter)
1
Kalsium
8.85
2
Magnesium
2.00
3
Kalium
5.385
4
Amonium
1.389
5
Nitrat
3.758
6
Sulfat
2.354
7
Phosphat
0.619

Keperluan unsur hara mikro pada tomat
NO
Unsur hara
Jumlah (ppm)
1
Fe
2.14
2
B
1.20
3
Zn
0.26
4
Cu
0.048
5
Mn
0.18
6
Mo
0.046

Persiapan Media Tanam
-Pembuatan Arangsekam
  • Sekam padi kering dituangkan ke tungku pembakaran, 3 karubng di atas pemanggang dan 2 karung di bawah pemanggang atau di lantai tungku.
  • Keran air dari bak penampungan air dibuka dan air dibiarkan mengalir melalui pipa besi spiral yang dihubungkan dengan pipa pembuangan.
  • Bahan bakar disiramkan secukupnya pada sekam di kedua sisi lantai tungku kemudian api disulutkan dan sekam dibiarkan terbakar merata di atas pemanggang.
  • Sekam yang membara dibiarkan berjatuhan ke lantai tungku, dan tumpukan sekam di atas pemanggang diaduk-aduk dengan tongkat pengaduk sehingga lebih banyak sekam membara yang berjatuhan ke lantai tungku.
  • Pengadukan juga dilakukan pada tumpukan sekam dilantai tungku sehingga pengarangan sekam terjadi secara merata.
  • Sekam yang telah terbakar merata dan menjadi arang di lantai tungku ditarik dengan tongkat pengaduk ke bak penampungan arang sekam, kemudian disiram dengan air bersih sampai bara api padam. Hal ini dilakukan untuk mencegah hancurnya arang sekam menjadi abu.

-Pengisian Polybag
  • Arang sekam yang telah dingin dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 2 kg setiap polybag, kemudian diletakkan di bangku tanam sesuai dengan jarak tanam.
  • Pada tiap bangku tanam ditempatkan dua baris polybag yang letaknya berselingan (zig-zag).
  • Jarak antar baris 50 cm sedangkan jarak polybag dalam satu baris tanaman adalah 40 cm.

Penanaman
  •  Bibit yang telah berumur 4-5 minggu di persemaian, mempunyai tinggi 10 – 15 cm, atau 4 daun yang terbuka penuh siap untuk ditanam sesuai dengan jadwal tanam.
  • Media tanam arang sekam, sebelum ditanami diberi larutan nutrisi sebanyak 50 ml per polibag dan ditaburi Furadan 3 G secukupnya.
  • Bibit di panel semai sebelum ditanam disiran dahulu dengan air untuk memudahkan pencabutan bibit.
  • Bibit beserta media semai (rockwool) ditanam di tengah polybag yang sebelumnya telah disiapkan.
  • Daun-daun bibit dijaga dari percikan nutrisi dan diusahakan tidak menyentuh arang sekam.

Pemeliharaan
-Pemupukan dan Penyiraman
  •  Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan bersamaan dengan penyiraman (Fertigasi), dan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sistem hidroponik.
  • Jumlah nutrisi yang diberikan tidak sama tergantung pada umur tanaman dan kondisi cuaca.
  • Pada kondisi cuaca normal (suhu 25o C, kelembaban 80%) pemberian nutrisi dilakukan setiap jam sekali, pada cuaca mendung diberikan setiap 1.5 jam sekali, dan jika hujan diberikan 2-2.5 jam sekali.
  • Pemberian nutrisi dilakukan semenjak awal pertanaman sampai tanaman panen, mulai pukul07.00 – 16.30. Pada malam hari tidak dilakukan pemberian nurtisi.
  • Pada jam 07:00 – 09:00 suhu rumah kaca normal, maka pemberian dapat dilakukan setiap satu jam. Akan tetapi setelah pukul 09:00 – 16:00 shu rumah kaca diatas normal sehingga pemberian harus disesuaikan. Catatan: pemberian nutrisi dilakukan sampai kapasitas lapang (tidak terjadi luber). Jumlah dan saat pemberian nutrisi disajikan pada Tabel.
Tabel pemberian nutrisi pada tanaman
Berdasarkan kondisi suhu rumah kaca
Umur Tanaman
Waktu pemberian nutrisi (Pukul)

07:00
08:00
09:00
09:30-16:00

……………………..cc………………………….
1-8 MST
100
100
100
100
5-9 MST
150
150
150
150
10-15 MST
200
200
200
200
MST=Minggu Setelah Tanam
Penaungan
  • Bila terlalu panas naungi tanaman (terutama tanaman yang masih muda) dengan Paranet dengan intensitas naungan 55%.
  • Selanjutnya naungan bisa dipergunakan terus atau sesuai dengan keperluan untuk mengatur kualitas tanaman.
Pupuk Daun
  • Aplikasi pupuk daun dilakukan bila diperlukan. Dan harus diberhentikan 10 hari sebelum pemanenan.

Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit.
  • Jangan menggunakan bahan KIMIA/PESTISIDA yang BERLEBIHAN untuk pengendalian HPT.
  • Hama Thrips biasa dikendalikan menggunakan : Ripcord 50 EC (2cc/l), atau Matador 25 EC(2cc/l), atau Decis 2.5 EC(2 cc/l air).
  • Hama Mite dikendalikan dengan Omite 570 EC (2cc/l) atau Kelthane MF (2cc/l).
  • Penyakit Bercak Daun Cercospora dapat dikendaliakan dengan Daconil 75 WP (2cc/l)

Pengajiran
  • Tanaman diajir pada umur 2-3 minggu setelah tanam mengunakan ajir benang yang dilitikan pada kawat yang dibentang dalam greenhouse setinggi 3m.
  • Ajir tali digantung vertikal dan ujungnya diikatkan pada batang Tomat.
  • Pengikatan dilakukan dengan tepat dan kuat akan tetapi tidak sampai melukai atau memotong tanaman.

Pengecekan Larutan Nutrisi
  • Kondisi nutrisi tanaman dikontrol dengan menggunkan alat EC (Electric Conductivity )meter. EC meter mengukur kandungan garam total di dalam larutan nutrisi.
  • Nutrisi yang diberikan mempunyai EC antara 1.6 –1.7 m mhos/cm, dan diharapkan akan meningkat menjadi 2.0 – 2.5 m mhos/cm di media tanam arang sekam setelah sehari dilakukan pemberian nutrisi.
  • Bila EC kurang dari 2 m mhos/cm harus dinaikkan dengan cara menambah nutrisi. Bila EC lebih dari 2.5 m mhos/cm sebaiknya diturunkan secara bertahan dengan cara penyiraman dengan air saja.

Panen dan Pasca Panen
  • Panen pertama dapat dilakukan mulai 9 minggu setelah tanam. Panen berikutnya setiap 5-7 hari sekali.
  • Buah yang sudah dipanen segera disortir (dipisahkan) berdasarkan grade yang dengan sesuai pesanan pasar.

Prospek dari teknik hidroponik:
  1. Menjadi pengusaha petani tanaman hidroponik.
  2. Menjadi pedagang tanaman hidroponik.
  3. Menjadi penjual dan supplier pupuk hidroponik.
  4. Membuka usaha menjadi distributor bagi tanaman hidroponik.
  5. Membuka restaurant spesifik makanan dari hasil hidroponik.
  6. Membuka jasa pelatihan spesifik dan training bercocok tanam hidroponik.
  7. Menjadi investor bagi usaha dan bisnis hidroponik.
  8. Menjadi pemilik huma nan bisa disewakan kepada pengusaha hidroponik.
  9. Membuka koperasi nan spesifik menjual tanaman hidroponik, berikut perlengkapannya.
  10. Membuka toko peralatan bertanam dengan teknik hidroponik.
  11. Membuka bisnis online perdagangan tanaman hidroponik.











BAB IV
KESIMPULAN
           Keuntungan dari bercocok tanam secara hidroponik adalah produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin kebebasan tanaman dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa diganti dengan tanaman baru dengan mudah, tanaman akan memberikan hasil yang kontinu,dll. Kemudian juga pembudidayaan tomat bisa dilakukan secara organic maupun anorganik keduanya sama memerlukan pemeliharaan seperti penyiraman, pemupukan dan pengendalian OPT akan tetapi dalam perlakuannya berbeda, seperti contoh pemupukan pada tomat organic menggunakan pupuk organic dan yang anorganik menggunakan yang nonorganik.
SARAN
           Pembudidayaan secara organic, anorganik ataupun hidroponik ketiganya bagus memiliki kelebihan dan kekurangan, akan tetapi disini penulis menyarankan agar berbudidaya tersebut menggunakan metode yang selain mendapat hasil tinggi tetapi juga akan ramah pada lingkungan.








DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar